Advertisement

ATHIRA FARINA: si Pilot Tomboi yang Pengin Ikuti Jejak Bruce Dickinson

Nugroho Nurcahyo
Senin, 30 April 2018 - 13:05 WIB
Nugroho Nurcahyo
ATHIRA FARINA: si Pilot Tomboi yang Pengin Ikuti Jejak Bruce Dickinson Athira Farina Putri - Instagram/@athirafarina

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Saat ini, pilot wanita, muda, dan cantik sudah jamak ditemukan di Indonesia. Satu hal yang mungkin jarang ditemukan dua dekade lalu. Namun perpaduan pilot cewek yang cantik, funky, dan  jago main drum, bisa diitung jari tangan. Apalagi yang masih konsisten latihan tiap pekan.

Adalah Athira Farina Putri, cewek tomboi asal Medan, Sumatra Utara yang memang lebih dulu dikenal sebagai pemain drum sebelum khalayak mengenalnya sebagai pilot muda yang cantik.

Advertisement

Sejak lulus SMA pada 2009 lalu, Athira tergolong getol bermain musik. Bersama tiga temannya, yang semuanya perempuan, ia sempat membentuk band Stoya yang beraliran Pop Rock.

Band Stoya sempat jadi buah bibir di kalangan anak muda saat itu. Pada 2012 Stoya sempat mengeluarkan album Girls Rock dengan single perdana Serba Salah.

Semuanya bermula saat Athira kuliah di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara pada 2010. Saat itu Athira remaja merantau dari Medan ke Jakarta.

Sepupunya yang model, penyanyi dan juga aktris Vicky Veranita Yudhasoka alias Vicky Shu, menawarinya menjadi personel band pendampingnya.

“Mulanya saya dapat tawaran menjadi drummer kak Vicky Shu. Dari situ lalu saya punya band bernama Stoya,” kata Athira kepada Harianjogja.com,  Sabtu (28/4/2018).

Athira (dua dari kanan) bersama band Stoya. (Facebook/Stoyamusic)

Athira yang diwisuda jadi pilot awal 2016 dan meninggalkan bangku kuliahnya di Binus masih merintis karier di dunia penerbangan. Kini ia sudah memegang lisensi menerbangkan pesawat Beechcraft King Air B3501 di sebuah perusahaan air charter.

Namun kesibukan di bangku kokpit, tak lantas membuatnya setop bermusik. Athira masih menyempatkan diri mengasah kemampuannya memukul simbal dan tom-tom C.S.

“Latihan ngedrum kalau lagi libur masih, seminggu dua sampai tiga kali lah..,” kata wanita kelahiran 7 Januari 1992 itu.

Sayangnya, ia sama sekali tak pernah lagi latihan bareng personel Stoya, grup band yang turut melambungkan namanya sebelum dikenal sebagai pilot muda yang cantik oleh warganet. Pun hanya buat reunian barang sebentar di studio musik, sudah sulit dilakukan.

“Udah punya kesibukannya masing-masing, udah ada yang berkeluarga juga..,” katanya.

Selain masih menyimpan keinginan menyelesaikan kuliahnya yang terbengkalai, Athira ternyata juga punya mimpi terpendam. Ia pengin mengikuti jejak Bruce Dickinson, pentolan grup heavy metal era 1990-an Iron Maiden.

“Pernah dong [mimpi pengin seperti Bruce Dickinson] hahaha... Apalagi nyetir pesawat milik sendiri.. amin,” ujar lulusan Aviaterra Flying Scool 2015 itu.

Bruce memang pesohor heavy metal nan legendaris. Sama seperti Athira, selain musikus, pria berkebangsaan Inggris itu juga seorang pilot profesional.

Grup musiknya bahkan punya pesawat pribadi jenis Boeing 757 yang kerap dijuluki dengan Ed Force One. Bagi para penggemar heavy metal, Ed Force One tak kalah garang dibandingkan Air Force One, pesawat pribadi Presiden AS.

Dickinson sudah mengantongi lisensi terbang sejak 1990. Pada 2000, ia mulai bekerja secara profesional di Astraeus. Jabatan profesional di maskapai penerbangan terakhirnya menjadi managing director dan kapten.

Sebagai seorang pilot profesional, Dickinson menerbangkan pesawat komersial Boeing 757 dari Inggris dengan rute penerbangan Eropa, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Ia bahkan pernah terbang ke daerah rawan konflik dan menyelamatkan 200 warga Inggris dari Lebanon ketika terjadi krisis.

Saat menggelar tur konser The Final Frontier World Tour 2011, Ed Force One yang dipiloti sendiri Bruce Dickinson melintasi lima benua dan secara maraton mendarat di 26 kota di 13 negara termasuk Bali dan Jakarta, Indonesia.

(IG: @athirafarina)

Menurut Athira, menjadi pilot dan pemain band sebetulnya sama-sama punya tanggung jawab yang besar.

"Dua-duanya sama sama punya tanggung jawab yang besar loh. Kalau pilot bertanggung jawab atas keselamatan penerbangan, anak band juga tanggung jawabnya gede. Gimana cara biar penonton terhibur dengan karya yang kita mainkan," ujarnya.

Itulah kenapa Athira tak bisa lepas dari kedua hal itu. "Dua-duanya punya seni masing-masing sih," kata dia. 

"My heart is drumming, while my passion is flying," begitu tulisnya di caption video yang ia bagikan di Instagramnya.

Dua-duanya, baik pilot sebagai profesi maupun menggebuk drum sebagai kegemaran, sama-sama menyimpan kesan maskulin pula. Athira, walau kadang bisa tampil anggun saat kondangan, mengaku lebih dekat dengan sifat tomboi sejak kecil. 

Saat harianjogja.com menyodori Athira enam sifat dan memintanya mengurutkan mana sifat paling mendekati pribadinya, ia mengurutkan menjadi: tomboi-manis-anggun-malesan-urakan-bandel.

"Hahaha...sesungguhnya bandel itu banyak arti ya, bandel apa dulu nih?," katanya menutup percakapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

3 Perangkat Kalurahan Maguwoharjo Sleman Ditetapkan Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa

Sleman
| Rabu, 28 Mei 2025, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Persoalan Sosial Dikaver dalam Serial Losmen Bu Broto

Hiburan
| Selasa, 27 Mei 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement