Advertisement
Ratusan Pencinta Campursari Kenang Manthous di TBY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Siapa penggemar musik campursari yang tak kenal Manthous. Meninggal dunia pada 2012 silam, karya-karya Manthous seolah abadi.
Melalui pentas bertajuk Gelar Karya Maestro 2019 yang digelar oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (25/9/2019) malam, ratusan penggemar musik campursari larut dalam 19 komposisi sang maestro yang dibawakan oleh Campur Sari Gunungkidul (CSGK).
Advertisement
Dalam Gelar Karya Maestro 2019, Disbud DIY tidak hanya menampilkan grup musik CSGK, namun juga menggelar pameran berupa enda-benda peninggalan Manthous, seperti alat musik, sejumlah piala penghargaan, dan foto-foto selama Manthous manggung.
Kepala Disbud DIY, Aris Eko Nugroho, mengatakan Manthous sejatinya menciptakan genre musik baru, yang lantas tenar dengan istilah campursari. Manthous, kata dia, memunculkan sesuatu yang dapat menarik banyak penikmat musik untuk mendengarkannya. “Penikmat musik dari Indonesia maupun mancanegara, kini sudah sangat familiar dengan campursari,” ujar dia.
Tak hanya menampilkan karyanya saja, dalam Gelar Karya Maestro 2019, Disbud DIY juga memberikan penghargaan kepada Manthous atas konsistensi, inisiatif, dan kreativitasnya dalam kaya menghasilkan musik campursari.
Mengawali konser, grup CSGK membawakan tembang berjudul Gunung Kidul Handayani dan dilanjutkan dengan tembang Gethuk yang merupakan salah satu tembang andalan karya Manthous.
Sontak penonton pun turut bersenandung memeriahkan konser yang digelar selama dua jam lebih ini.
Tak berhenti di situ, CSGK lalu membawakan sejumlah tembang lainnya, seperti Nyidam Sari, Lamis, dan Anting-Anting. Penonton kian antusias saat di panggung muncul salah satu anak didik Manthous yang kini bisa dibilang sebagai ikon baru campursari, yakni Dimas Tedjo.
Di sela-sela penampilannya, Dimas Tedjo pun sempat menceritakan pengalamannya selama dididik serta dibimbing oleh almarhum Manthous hingga menjadi penyanyi campursari terkenal.
Koordinator Gelar Karya Maestro 2019, Wahyu, menjelaskan Manthous membentuk CSGK pada 1993. Sepanjang perjalanan CSGK, sudah banyak sekali karya yang dihasilkan. Bahkan beberapa penyanyi baru pun sempat mengorbit, salah satunya adalah Soimah yang dulu memang pernah rekaman bersama grup musik itu. “Manthous adalah salah satu orang yang memopulerkan campursari dan jadi embrio musik campursari sekarang. Ibaratnya, tidak akan ada Didi Kempot kalau Manthous tidak ada,“ ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kejamnya Mafia Tanah di Sleman, Sertifikat Tanah Milik Guru Honorer Belum Bisa Kembali Meski Sudah Inkrah
Advertisement

Luna Maya Umumkan Akan Menggelar Resepsi Pernikahan di Jakarta, Maxime Bottiere Ungkap Soal Anak
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement