Advertisement
Cerita Bersambung Sandyakala Ratu Malang: Bagian 078
Advertisement
078
Latri mengerutkan kening.
Advertisement
“Engkau tahu, Kangmas Demang tidak di rumah? Dari mana engkau tahu?”
“Ampunkan hamba Gusti Putri. Tidak sengaja hamba berpapasan di gandok timur dengan Gusti Demang. Sepertinya tergesa-gesa, dan hamba baru…..”
“Sudahlah. Aku ingin istirahat di kamar. Panggil Minten, Rubingah, Kamsi dan Sumilah. Aku merasa kurang nyaman sendirian di pembaringan.”
“Sendhika Gusti Putri. Hamba juga mendengar tewasnya Gusti Pranacitra.”
“Cepat panggil temanmu Darsi,” ujar Latri ketus. Dayang satu ini membuatnya jengkel.
“Sendhika!” Darsi tergopoh-gopoh pergi menuju pondok khusus para dayang. Pinggulnya bergoyang ke kanan-kiri. Latri memandangi Darsi hingga lenyap di balik sintru. Beberapa kali ia menarik napas dalam-dalam. Kemudian melangkah pelan ke biliknya.
Di balik sintru, Darsi menghentikan langkahnya. Kedua tangan dengan jari-jari lentik itu dikepal. Giginya yang asmaradanta menggigit bibir bawah, matanya seperti menyala. Ia sampai kehilangan selera makan, dan tidak pulas tidur, karena memikirkan Demang Dinar yang tampan perkasa, berharap suatu ketika sang majikan tertarik padanya. Darsi coba mengajuk hati Demang Dinar, tapi gadis dengan kaki tirus berisi itu jengkel melihat sikap junjungannya biasa saja. Lalu, Gusti Putri?! Istri demang itu benar cantik, namun Darsi tidak merasa kalah.
Darsi sadar dirinya lebih belia; lebih montok; lebih teji; lebih sekal; lebih menggairahkan
Malam itu Darsi halu. Ia merasa Demang Dinar menyambut cintanya; dan mereka berdua sudah menjadi suami istri; saling menumpahkan kasih; dan demang itu menginginkan keturunan dari rahimnya karena Gusti Putri mandul. Tapi kenapa “suaminya” pergi tanpa pamit, dan Gusti Putri kentara membenci dirinya?! Darsi ingin menangis sekeras-kerasnya lalu hujan turun rinai untuk mengabarkan kepada semua orang bahwa Demang Dinar jauh lebih mencintai dirinya katimbang Gusti Putri yang beranjak tua.
“Tidak!” Darsi buru-buru membantah sendiri. “Aku tidak ingin menangis supaya gerimis mengabarkan hubunganku dengan Demang Dinar. Aku hanya ingin menembang bersama rintik hujan, dan tidak perlu semua orang mengerti betapa mesranya hubungan kami,”
Gusti Putri?!
“Apa yang dimiliki Gusti Putri selain secara kebetulan ia cucu penguasa Mataram. Aku lebih muda, dan cintaku jauh lebih besar katimbang Gusti Putri. Hubunganku dengan Demang Dinar kurang bebas gara-gara Gusti Putri,” Darsi berjalan wira-wiri di longkangan.
“Desas desus itu benar. Aku menyaksikan sendiri dengan ilmunya yang dahsyat Demang Dinar melukai ayam dari jarak jauh. Paman Triman harus segera aku kabari, agar Demang Dinar dapat tegas mengambil keputusan: menjadikan aku garwa padmi, atau rahasianya aku bongkar,” Darsi cekikikan dengan mulut tersenyum tapi mata menangis. Ia berjalan, tanpa ditemani gerimis , menuju pondok khusus para dayang.
“Jika punya mimpi, kejarlah,” Darsi mengerjap-ngerjapkan matanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sambangi Kandang Madura Malam Ini, PSS Sleman Usung Misi Menjauh dari Degradasi
- Gedung Hubdam Kodam IV Diponegoro Semarang Terbakar, Ini Total Kerugian
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
- Kemenhub Tambah Kuota Mudik Gratis dengan Bus untuk 10.000 Orang, Yuk Daftar!
Berita Pilihan
Advertisement
Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa
Advertisement
Rela, Ungkapan Some Island tentang Kelam, Ikhlas dan Perpisahan
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement
Advertisement