Advertisement
Indahnya Bunga 'Sakura' ala Indonesia di Balai Kota Solo
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO - Pemandangan indah terpampang di kompleks Balai Kota Solo. Rontokan kelopak bunga berwarna merah muda tampak kontras dengan rerumputan hijau di samping Pendapi Gede di kompleks itu pada pengujung September, Selasa (29/9/2020) pagi.
Tanaman perdu bernama bungur itu menjadi pemandangan berbeda kala musim kemarau. Tak sedikit yang mencuri pandang lalu berfoto di bawah rindangnya. “Seolah sedang di Jepang saja,” kata seorang warga seusai berfoto, Selasa (29/9/2020).
Advertisement
Pohon bungur merah muda itu bukan satu-satunya yang menghiasi kompleks perkantoran Pemkot Solo itu. Tak jauh dari sana, tepatnya sisi utara dekat Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan, bungur berbeda warna juga tengah berbunga.
Posisinya yang lebih terbuka, membuat lebih banyak orang yang kebetulan melintasi Balai Kota Solo memberi perhatian.
“Bunganya lebih banyak yang ungu, lebih merata. Mungkin karena lokasinya juga. Orang lebih banyak yang berfoto depan bungur yang ungu,” ucap salah seorang petugas kebersihan Kompleks Balai Kota, Andri Yulianto, kepada Solopos.com.
Belasan Tahun
Dalam area perkantoran tersebut hanya ada dua tanaman bungur. Keduanya tumbuh dalam waktu yang tak bersamaan. Bungur merah muda setidaknya sudah berumur belasan tahun, namun yang ungu belum sampai 10 tahun.
Tanaman bernama latin Lagerstroemia speciosa itu asli Indonesia. Banyak yang salah nama dan menyebutnya sebagai tabebuya. Padahal, keduanya berasal dari jenis berbeda.
Andri mengatakan tanaman tersebut sudah ada sejak Joko Widodo menjadi Wali Kota dan berkantor di Balai Kota Solo. “Kebanyakan orang menyebutnya pohon bunga kertas,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Gatot Sutanto, mengatakan Agustus dan September adalah masa berbunga tanaman bungur.
Selain di Balai Kota Solo, tanaman bungur banyak ditanam di sejumlah ruas jalan, namun tidak berkelompok atau memanjang dalam satu ruas jalan.
“Kami banyak menanam tanaman tersebut tapi tidak mengelompok dalam jumlah yang rapat. Kami punya angan-angan kalau satu ruas jalan itu isinya pohon yang berbunga, bisa jadi terlihat seperti di Jepang pada saat musim bunga,” ucapnya.
Dipaksa Berbunga
Gatot mengaku tidak bisa memastikan periode tanaman bungur berbunga. Namun, ada kalanya momentum itu bergeser karena cuaca.
Misalnya, jenis bougenville yang bisa berbunga kapan saja asal sudah mengalami kekeringan beberapa saat. Tanaman ini bisa dipaksa berbunga di luar musimnya.
“Cara memaksa berbunga itu dengan dikeringkan atau tidak disiram atau mencegah air masuk ke dalam perakarannya. Kemudian akan trubus lalu berbunga,” jelasnya.
Gatot mengatakan dalam waktu dekat akan mengajak sejumlah akademisi dalam upaya penghijauan kota. Termasuk memasukkan rencana menanam tanaman bungur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Siap-siap! Pemkab Sleman Buka Pendaftaran PPPK Gelombang Kedua
Advertisement
Collabonation Talent Hunt IM3 Jaring Talenta Musik di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement
Advertisement