Advertisement
Cerita Bersambung Sandyakala Ratu Malang: Bagian 112
Advertisement
112
Kemakmuran Tembayat tidak lepas dari perilaku demangnya yang berbudi bawa laksana; semanak; ramah terhadap siapapun tanpa mengagulkan pencitraan. Perbawanya cemlorot sampai ke daerah luar Tembayat. Demang Martapura ibarat sinar matahari yang menyorot ke delapan penjuru tiada memilih bulu. Bersikap tegas memberantas kejahatan disertai petuah kembali ke jalan benar bagi yang tersesat; dan memberi hukuman bukan atas dasar kebencian.
Advertisement
“Bukan manusianya yang dihukum. Tapi perilaku kejahatannya,” kata demang anom usia belum paruh baya namun memiliki kawicaksanaan seorang sepuh yang sepi ing hawa (napsu) itu Baginya, bekerja bahkan menjalani hidup hanya dengan satu pamrih yakni mengabdikan dirinya kepada hyang widi dengan menebar kasih antarmanusia. Takhta benar-benar untuk masyarakat.
Pagi itu matahari menepati janji untuk hadir lebih dini. Paman petani tidak begitu suntuk seperti pada musim panen. Masa tandur baru saja lewat. Padi mulai tumbuh ngrembaka. Mereka hanya menjaga dan merawat tanaman supaya tidak kekurangan atau kelebihan air; tidak diusik hama dan suket teki. Mereka duduk di dangau menggusah barabah dengan wajah bungah.
Serombongan orang berkuda keluar dari gapura kademangan. Sepuluh orang prajurit dan seorang pria tampan memacu kudanya ke barat. Paling depan adalah lelaki gagah yang naik kuda putih; berpakaian sederhana; dan berwajah tenang: Demang Martapura.
“Hari masih pagi. Udara begitu cerah. Kita nikmati barokah hyang widi,” kata Demang, sambil melirik ke kiri. Seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun, menunggang kuda berbulu dawuk. Meski masih bocah tapi jelas membayangkan sifat ksatria dengan sikap tegak di pelana, muka menatap lurus ke depan, dan di pinggang kiri tergantung pisau bersarung kulit. Beberapa kali demang itu memandangi putranya penuh kasih dengan senyum bahagia.
“Hati-hati menjaga Lohgawe, kangmas. Anak kita memang tidak nakal. Dia sangat taat menjalankan semua perintah kita. Tapi, namanya juga bocah, kadang muncul sikap bandel,” kata istrinya yang pagi itu kelihatan laksana Dewi Sri yang dipuja kaum petani untuk memberkahi sawah mereka. Kecantikan Gayatri memang awet; tidak pernah berubah; tidak bertambah tua di usia hampir empat puluh tahun. Tubuhnya langsing dan sekal.
“Jangan cemas Yayi. Kami tidak lama berburu. Biarkan anak kita mendapat pengalaman dengan mendekatkan diri pada alam,” Demang Martapura mencium istrinya dengan lembut.
“Anak itu terlalu kecil untuk diajak berburu. Hutan Tambakbaya terkenal angker, banyak binatang buas, dan siapa tahu ada perampok.” Gayatri dalam hati kecilnya tidak setuju suaminya pergi membawa Lohgawe yang masih kanak-kanak.
“Yayi, apa yang engkau cemaskan? Anak itu mampu menjaga dirinya sendiri. Aku akan selalu mengawasi. Keadaan Mataram aman tenteram. Dengan sepuluh pengawal, rasanya tidak ada penjahat berani mengganggu. Dan, jika sampai muncul harimau, tentu aku sendiri yang akan menghadapi..”
“Kangmas. Jangan sebut-sebut harimau. Aku ngeri.”
“Ha-ha-ha. Engkau menjuluki aku macan Tembayat. Bagaimana Yayi takut harimau?”
Gayatri, sesuai namanya (cantik) mengerling manja dengan kedua pipi kemerahan tanpa gincu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis di Jakarta Barat Digeledah Kejaksaan Agung
- Panitia Pastikan Pemilihan Rektor UNS Solo Tidak Kisruh Seperti Sebelumnya
- Walah! Iran vs Israel Belum Kelar, Korea Utara Malah Uji Coba Rudal Super Besar
- Innalillahi… Calon Anggota Paskibra Sukabumi Meninggal saat Uji Kesamaptaan
Berita Pilihan
Advertisement
Catat! Tarif Parkir Kendaraan Bermotor di Lokasi Wisata Wilayah Bantul
Advertisement
Dewa 19 Tampil Memukau, Ahmad Dhani Sempat Salah Memulai Lagu
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement
Advertisement