Advertisement
Cerita Bersambung Sandyakala Ratu Malang: Bagian 135
Advertisement
135
Demang Kertapati menghela napas dengan raut kecele. Wanita adalah induknya misteri.
Advertisement
“Engkau membuatku kecewa. Benar engkau tidak ingin mukti bersamaku?”
“Satu orang wanita cukup bagi laki-laki sejati, tapi tidak akan pernah cukup untuk lelaki mata keranjang begundal syahwat sepertimu.”
Demang Kertapati tertawa, bukan gembira tapi.
“Sang prabu di Mataram memiliki bahkan ratusan selir. Engkau menuduhnya sama?”
Gayatri berdiam diri. Para bangsawan juga memelihara ampeyan sebagai identitas sosial.
“Benar engkau menolak menjadi garwa padmi di kademangan Tembayat?”
Gayatri membisu. Mungkin bintang di langit yang menjawab dengan berkedap-kedip.
“Jawab pertanyaanku, Diajeng. Sungguh kebiasaan buruk jika ditanya tidak menjawab.”
“Balasanku sudah sangat jelas!”
“Jelas bagaimana?” desak demang Kertapati.
“Seberapapun besarnya angin bertiup bukan untuk menggoyangkan pepohonan, namun menguji kekuatan akarnya. Katresnanku terhadap Ki Panjangmas berakar sampai akhir hayat.”
“Diajeng, pernah engkau mendengar cerita sejarah sekar kedaton Kediri? Saat Ken Arok memenangkan peperangan, ia perintahkan semua prajuritnya memerkosa sekar kedaton taklukan itu. Nyaris semua prajurit antre berbaris untuk menerima giliran menikmati tubuh gadis keraton, yang akhirnya bunuh diri katimbang hidup menanggung malu.”
Gayatri tertawa menutupi kengerian hatinya. Diperkosa beramai-ramai?!
Gayatri teringat suaminya pada suatu senja pernah berkata, jika kita meresahkan sesuatu, masuklah ke dalamnya, karena kecemasan menghadapinya jauh lebih mengganggu katimbang sesuatu yang ditakuti itu sendiri.
“Kertapati, tidak ada gunanya menakut-nakuti aku.”
“Ketakutan itu menular. Lalui saja.” Demang Kertapati menutup pintu kamar dan jendela yang menghadap taman. Senyumnya beringas. Matanya menyorot cabul. Gayatri menggigil.
“Aku tidak berharap segoblok Ken Arok yang menyerahkan puteri keraton kepada para prajuritnya. Itu edan. Aku akan membunuh bahkan siapapun laki-laki yang berani menjamahmu, termasuk Martapura, saudara seperguruanku.”
“Kertapati! Jadi engkau …..”
Itulah malam penuh laknat, maka terjadilah apa yang sepantasnya tidak terjadi. Gayatri, ratu malang itu, membuat dirinya “narkosis” ketika terjadi perkosaan. Seluruh tubuhnya kebas sehingga kebiadaban berlangsung tanpa sedikit pun tumpah air mata. Air matanya asat.
sukmaku yang sayah telah sampai di ujung sunyi
tidak mungkin lagi kembali
dan di teras Tuhan grapyak memelukku
karena Ia juga bersahabat dengan rindu
sandyakala masih menggores langit jingga
seperti kemarin aku meninggalkannya
Gayatri, apa sekarang yang kau perlu?
“ingin mencumbu rindu-Mu”
Esok hari kademangan Tembayat geger. Waranggana cantik, yang melantunkan tembang begitu merdu saat diadakan pentas Ruwat Murwakala bersama dalang Ki Panjangmas yang tewas kena panah, tiba-tiba ditemukan meninggal dengan cundrik amblas ke dadanya. Semua kawula berduka karena Gayatri sempat dan tetap menjadi “biyung” mereka. Sosok bunda yang semanak terhadap siapapun; bicaranya menyejukkan; dan tawaduk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Tak Lagi Internasional, Bandara Adi Soemarmo Turun Kelas Berstatus Domestik
- Berkeliaran di Bandara Berhari-hari, Seekor Orang Utan Diamankan BKSDA
- Ada Pemeliharaan, Cek Jadwal Pemadaman Listrik Kulon Progo Hari Ini (27/4/2024)
- Manfaatkan Layanan Cicilan Dana Bulanan, Begini Cara Sulap Utang agar Untung
Berita Pilihan
Advertisement
Simak! Jalur Trans Jogja Lengkap, ke UGM, UNY, Rumah Sakit dan Tempat Wisata
Advertisement
Giliran Jogja! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement
Advertisement