Advertisement

Psikolog Ungkap Satu-satunya Cara Keluar dari Trauma Masa Kecil

Krizia Putri Kinanti
Minggu, 15 November 2020 - 09:17 WIB
Nina Atmasari
Psikolog Ungkap Satu-satunya Cara Keluar dari Trauma Masa Kecil Ilustrasi Depresi - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Seseorang yang mengalami kekerasan baik kekerasan fisik, kekerasan verbal maupun kekerasan seksual waktu kecil dapat menorehkan luka yang sangat dalam. Selain menimbulkan luka, tentu menimbulkan trauma yang akan terus ada hingga dewasa. Bagaimana menanganinya?

Dilansir dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, angka kekerasan terhadap anak naik signifikan pada 2016.

Advertisement

Sementara, Laporan “Global Report 2017: Ending Violence in Childhood” mencatat 73,7 persen anak Indonesia berusia 1–14 tahun mengalami kekerasan fisik dan agresi psikologis di rumah sebagai upaya pendisiplinan. Dan menurut data Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), pada 2019 ditemukan sebanyak 350 perkara kekerasan seksual pada anak.

Baca juga: Ini Akibatnya Jika Anak Terlalu Lama Terpapar Sinar Biru

Psikolog Rosdiana Setyaningrum mengatakan bahwa tidak ada jalan lainnya untuk mengobati trauma masa kecil selain terapi pada psikolog yang berpengalaman.

“Kalau ada yang mendapatkan pelecehan seksual, caranya cuma 1 yaitu terapi. Itu kan trauma yang dalam banget sebaiknya kita ada di lingkungan yang positif bukan di lingkungan yang membuat tambah down seperti lingkungan yang bikin down dan judgemental,” katanya kepada Bisnis, Kamis (12/11/2020).

Dia menambahkan bahwa ia menganjurkan pada korban datang ke psikolog yang telah terbukti terdaftar di Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), nantinya psikolog akan menganalisa karakter korban dan menyesuaikan dengan keterampilan yang dimiliki. Pasien juga bisa saja berganti psikolog karena memang tidak selalu cocok pada pertemuan yang pertama.

Baca juga: Pria Wajib Tahu, Jangan Menyimpan Ponsel di Kantong Celana Depan!

Terkadang, masyarakat Indonesia masih menganggap tabu terkait masalah kesehatan mental dan menemui psikolog. Alasannya adalah takut digosipkan yang tidak-tidak, takut rahasianya terbongkar terlebih di era kemajuan teknologi yang pesat ini.

“Kan sebenarnya tidak usah ragu ke psikolog karena psikolog ada sumpah kerahasiaan, tidak akan menyebarkan rahasia atau berita tentang pasien. Di luar negeri sudah umum memiliki psikolog pribadi. Nah kita bisa juga mulai cari psikolog pribadi, karena pada saat down ada orang-orang terlatih dan profesional yang bisa membantu kita dan objektif,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Progres TPS 3R Karangmiri Mengalami Perlambatan, Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Bertumpu pada Nitikan

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

The Tortured Poets Departement, Album Baru Taylor Swift Melampaui 1 Miliar Streaming di Spotify

Hiburan
| Kamis, 25 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement