Advertisement
Berisi Pesan Toleransi, Film Rumah di Atas Pasir Dilaunching
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebuah film pendek bertajuk Rumah di Atas Pasir dilaunching oleh kelompok yang menamakan diri sebagai Gerakan Sigap Sosial Kemanusiaan (Gassak) pada Kamis (17/3/2021). Film ini membawa pesan tentang toleransi antarsesama hingga pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di NKRI.
Ketua Umum Gassak Ahmad Fathoni menjelaskan film pendek ini berdurasi 10 menit, dengan waktu produksi sekitar enam yang dikerjakan oleh kalangan profesional di bidang perfilman. Menurutnya judul film Rumah di Atas Pasir memiliki makna yang dalam.
Advertisement
BACA JUGA : Toleransi di Jogja Dinilai Tak Mengakar di Masyarakat
Rumah yang dibangun di atas pasir tentunya akan lebih mudah runtuh, karena tidak memiliki fondasi yang kokoh. Hal ini untuk menggambarkan kondisi bangsa Indonesia yang multicultural dengan beragam latar belakang sehingga butuh suatu fondasi yaitu toleransi demi bersatunya aneka suku, bahasa, dan agama.
"Film yang disutradarai oleh M. Shodiq Sudarti ini mengisahkan tentang seorang yang sering bersikap intoleran. Namun, pandangannya berubah setelah musibah menimpa keluarganya. Sebab, bantuan justru datang dari golongan orang yang selama ini sering menerima perlakuan intoleran darinya,” terangnya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Kamis (18/3/2021).
Ia berharap melalui film tersebut harapannya bisa memberikan pemahaman dan kesadaran bagi masyarakat tentang pentingnya membangun dan memupuk toleransi. Karena tanpa toleransi dikhawatirkan akan muncul anarkisme dan radikalisme.
BACA JUGA : TOLERANSI BERAGAMA : Ini Cara Warga Sorowajan Jalin Toleransi
Lewat media film diharapkan lebih bisa dipahami terutama kalangan anak muda. Ide pembuatan film ini berawal dari semangat dan kepedulian bersama terhadap pentingnya toleransi. Baik toleransi dalam perbedaan agama, suku, ras, maupun perbedaan pendapat. Maka, sangat penting untuk memupuk rasa tolerasi sejak dini.
“Kami juga memberikan apresiasi yang tinggi atas peran besar TNI-Polri dalam menjaga Kamtibmas menjadi lebih kondusif. Semua elemen bangsa memikul tanggungjawab menjaga toleransi. Hal ini, tidak bisa semata-mata diserahkan pada guru atau orangtua untuk melakukan peran tanggungjawab dalam memupuk toleransi,” ujarnya.
Ketua Aliansi Bela Garuda Totok Ispurwanto yang turut dalam pembuatan film itu sepakat bahwa toleransi harus dipupuk sejak dini karena menjadi aset bagi bangsa agar bisa terus bersatu. Dalam berbagai kesempatan ia berkolaborasi dengan banyak pihak termasuk Gassak untuk melakukan sosialiasi tentang kebangsaan dengan melakukan pencegahan radikalisme dan intoleransi.
“Suasana yang kondusif ini sebaiknya terus kita jaga bersama-sama. Sudah menjadi kewajiban bagi seluruh masyarakat untuk menjaga toleransi dan persatuan, kesatuan, agar hidup damai rukun bisa terus terjalin,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Qatar Juara Grup A, Garuda Muda hanya Butuh Imbang untuk Lolos ke Fase Gugur
- Menang Setelah 43 Tahun, Ini Fakta Kemenangan Langka Indonesia atas Australia
- Timnas Indonesia Ukir Dua Memori Indah di Stadion Abdullah bin Khalifa Qatar
- Tampil Gemilang, Ernando Dianggap Kerasukan Kiper Real Madrid Andriy Lunin
Berita Pilihan
Advertisement
Syawalan ke Ponpes dan Panti Asuhan, Pj. Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan
Advertisement
Film Korea Selatan Terbaru, Jo Jung Suk Tampil sebagai Pilot Cantik
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement
Advertisement