Advertisement
Dirilis Februari 2022, Ini Bocoran Film KPW Mengangkat Cerita Haru Penyintas Kanker
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sebuah film menarik bertajuk Kartu Pos Wini (KPW) bakal dirilis pada 4 Februari 2022 mendatang. Film yang memasukkan cerita tentang cewek milenial terobsesi menjadi staf kantor pos ini juga mengangkat tentang penyintas kanker dengan beragam harapannya.
KPW turut menyambangi Kota Jogja sekaligus menggelar diskusi film dan kanker bersama Yayasan Kanker Indonesia di XXI Plaza Ambarukmo, Sabtu (13/11/2021). Diskusi tersebut menghadirkan Dokter Spesialis Anak dan Kanker, Sri Mulatsih dan penyintas yang sembuh dari kanker leukimia, Sabrina Alvie Amelia.
Advertisement
Berdasarkan rilis kepada media, film yang diproduksi oleh Sinemata Production ini mengangkat kisah tentang cewek milenial yang termakan idealisme dan kekerasan hatinya. Termasuk terobsesi punya cita-cita sebagai staf kantor pos. Film yang disutradarai oleh Tarmizi Abka ini berasal dari cerita unik ini ditulis Ruwi Meyta, penulis asal Jogja yang dimuat di kanal digital KanyaID. Adapun tokoh utama adalah Ruth Dewayani yang menjadi staf kantor pos.
Perjumpaan dengan seorang anak penyandang leukemia bernama Wini semakin menguatkan Keinginan Ruth menjadi penolong si anak. Sahabat pena Ruth memberi hadiah kejutan, meluluskan proposal pengobatan ke Amsterdam, Belanda. Selain isu tentang penyakit kanker, juga romansa, kisah cinta Ruth dan Reza, sang sahabat pena yang ingin mengembalikan ingatan cerita masa lalu remaja-remaja era 1980-1990an.
KPW mendetailkan cerita Rosiana mengantar putrinya, Wini, mengirim kartu pos untuk Tuhan dengan alamat surga. Ruth sebagai staf pun bingung, tapi Rosiana meminta Ruth menerima saja kartu pos Wini yang tak lain adalah penderita kanker darah. Lewat kartu pos untuk Tuhan, ia bisa berkeluh kesah ingin sembuh dan membuat bundanya bahagia. Bertemu Wini menjadi pengalaman tak terlupakan dalam hidup Ruth. Ruth minta Reza bisa menjadi sponsor pengobatan Wini di Belanda.
“Ini lebih pada cerita tentang penderita kanker yang putus harapan dan kartu pos jadi satu-satunya harapan. Belum lagi, cerita cowok dan cewek yang punya komunikasi lewat surat selama 18 tahun tanpa pernah bertemu, namun mereka bisa menjalin komunikasi. Terpenting lagi adalah ada kisah penyintas yang bermodalkan surat untuk Tuhan sebagai kekuatannya untuk bertahan hidup,” kata Sutradara KPW, Tarmizi Abka.
Produser KPW Aris Muda menambahkan film ini sebenarnya mewakili problem yang sering terjadi, yaitu harapan yang sering dipatahkan oleh keadaan. Cerita relasi antar-manusia yang sebenarnya sederhana tapi sering kehilangan makna. Kadang ketidakpedulian melemahkan sifat ketidakpedulian terhadap penderita kanker yang berharap memperpanjang usia karena kanker.
Film KPW menjadi literasi cara menjadi keluarga, sahabat dan kerabat memperlakukan penderita kanker. Karena alasan itulah Sinemata menggandeng Yayasan Kanker Indonesia dalam memproduksi KPW.
“Kartu Pos Wini memberi kesadaran bahwa kepedulian, empati dan berbagi menjadi pengingat kesadaran kita bahwa ada yang lebih berharga dibanding memuaskan ego belaka,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Giliran Jogja! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement
Advertisement