Advertisement

Adaptasi dan Inovasi Prambanan Jazz Festival Virtual 2021

Herlambang Jati Kusumo
Senin, 22 November 2021 - 07:17 WIB
Sunartono
Adaptasi dan Inovasi Prambanan Jazz Festival Virtual 2021 Perhelatan Prambanan Jazz 2021. - Ist.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Memasuki tahun ketujuh, Prambanan Jazz Festival sukses digelar dengan adaptasi dan inovasi. Sederet musisi tampil menawan pada Prambanan Jazz Festival Virtual 2021, Jumat (19/11) – Sabtu (20/11).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno mengapresiasi gelaran Prambanan Jazz Festival Virtual 2021. Diharapkan juga dengan gelaran ini menjadi momen kebangkitan industri musik. Di tengah pandemi Covid-19, Sandiaga juga mendorong adanya inovasi dengan pemanfaatan teknologi digital, kemudian adaptasi dengan penerapan Cleanliness, Health, Safety, Environment, Sustainability (CHSE), dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder.

Advertisement

“Penyelenggaraan kembali kegiatan event menjadi momentum yang paling dinanti dan diharapkan oleh masyarakat. Prambanan Jazz Festival merupakan festival musik yang ditunggu-tunggu oleh penikmat musik di Indonesia dan di dunia setiap tahunnya. Saya berharap festival ini dapat menampilkan kearifan budaya lokal ke pentas global dengan menjadikan Candi Prambanan sebagai venue festival. Industri musik harus terus mengalun,” ucap Sandiaga dalam sambutannya, Jumat (19/11).

Prambanan Jazz Virtual Festival hari pertama, dibuka dengan sangat magis oleh maestro tari kenamaan Indonesia, Didik Nini Thowok yang membawakan tarian Dwi Muka, dengan latar belakang megahnya Candi Prambanan.

Kemudian, Bellacoustic yang merupakan salah satu pemenang dalam kompetisi Borneo Goes to Prambanan Jazz 2021, menyajikan karya-karyanya. Dalam penampilannya, Bellacoustic turut memperkenalkan budaya suku Dayak, dengan mengenakan Sangkrut, pakaian khas masyarakat suku Dayak berupa rompi dari kulit kayu, helai bulu burung tingang/engang sebagai simbol kebesaran masyarakat suku Dayak, yang dipadukan dengan musik etnik Dayak Kalimantan Tengah.

Dilanjutkan oleh Manjakani, duo folk asal Pontianak sebagai penampil ketiga, yang dilanjut oleh Nadin Amizah dimana tahun ini kembali tampil di panggung Prambanan Jazz Festival. Menariknya kali ini Nadin Amizah berkolaborasi dengan instrumen kendhang di beberapa lagu yang ia bawakan.

Nita Aartsen and The Eurasian Bigband feat Tompi menjadi penampil kelima pada penyelenggaraan Prambanan Jazz Festival hari pertama, dengan membawakan lagu-lagu dari R.Maladi, Krzysztof Komeda, Charles Trenet, Ismail Marzuki, Toots Thielemans, Norman Gimbel, M.Sagi, Georgie L, dan Crhist Kayhatu. Tentunya dengan aransemen ala Nita Aartseen and The Eurasian Bigband. Penampil keenam, ada Pamungkas yang sekaligus menjadi penutup hari pertama Prambanan Jazz Virtual Festival 2021.

Lanjut di hari kedua, Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 dibuka oleh Floo yang juga merupakan salah satu pemenang kompetisi Borneo Goes to Prambanan Jazz Virtual Festival 2021. Lalu dilanjutkan oleh Yura Yunita yang menjadi penampil kedelapan. Dengan penampilan yang sangat fun, solois asal Bandung ini berhasil menghadirkan suasana sore hari di Candi Prambanan menjadi semakin meriah.

Berganti malam hari, Letto menjadi penampil kesembilan. Dengan pembawaan yang bersahaja, Letto berhasil membuat ritme Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 menjadi cukup dingin. Beberapa kali, Noe sang vokalis juga menyampaikan pesan untuk tetap semangat menghadapi pandemi dan berharap bisa segera mengucapkan selamat tinggal untuk virus corona.

Penampilan kesepuluh, ada Swingayogya band pendatang baru yang diprakarsai oleh KPH Notonegoro bersama musisi Joko “lemazh” Suprayitno dan Agung Prasetyo. Aransemen lagu- lagu dari A.Usman, Ismail Marzuki, dan Lilis Suyani berhasil mereka kemas dengan baik. Setelah itu, ada Ardhito Pramono yang menjadi penampil kesebelas. Dengan musik yang jazzy, Ardhito berhasil menaikkan ritme Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 menjadi energik. Sampai di penghujung, akhirnya Prambanan Jazz Virtual Festival 2021 ditutup oleh penampilan dari Tulus, yang selalu tampil dengan baik, dan mampu menyatu dengan kemegahan Candi Prambanan.

Dalam tayangan kali ini, Prambanan Jazz juga turut menayangkan perjalanan dan rangkuman kilas balik dari tahun ke tahun penyelenggaraan Prambanan Jazz Festival yang pertama kali digelar pada tahun 2015 oleh Rajawali Indonesia.

“Ini adalah kerja besar yang solid, semangat penyelenggaraan Prambanan Jazz Festival tetap harus dihidupkan dan semoga penyelenggaraan ini menjadi virus positif ditengah-tengah adanya virus corona. Api passion terus tetap terjaga dan jangan sampai padam,” ujar CEO Prambanan Jazz Festival, Anas Syahrul Alimi.

Selama berjalannya proses produksi pada venue Panggung Terbuka Ramayana Ballet. Protokol kesehatan berbasis CHSE seperti, prosedur wajib antigen sebelum memasuki area venue menjadi salah satu syarat bagi seluruh artis dan kru yang bertugas dalam gelaran tahun ini. Satuan Gugus Tugas juga turut hadir dan memantau berjalannya acara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih

Bantul
| Rabu, 24 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Berikut Rangkaian Program Pilihan Keluarga Indonesia Paling di Hati, Hanya di MNCTV

Hiburan
| Selasa, 23 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement