Advertisement
Karnamereka, Bank Pop Punk Kulonprogo yang Rela Ambil KUR demi Musik

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Karnamereka, band punk asal Kulonprogo, rela mengambil kredit usaha rakyat (KUR) di bank agar musik mereka bisa didengarkan khalayak. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Hafit Yudi Suprobo.
BACA JUGA: Sting Tak Sangka 'Russians' yang Dinyayikan Kembali Relevan
Advertisement
Herda Bar'is Seto, 28, asal Giripeni, Wates, Kulonprogo, memilih jalan hidup menjadi seorang musikus. Kini, Herda merupakan frontman band Karnamereka.
Band asal Kulonprogo besutan Herda ini berdiri pada Agustus 2010. Band digawangi teman sebangku Herda di SMA Negeri 1 Girimulyo.
“Karnamereka lahir di tongkrongan. Saya dan teman-teman setongkrongan dulu sepakat bikin band namanya Karnamereka,” ujar Herda, Kamis (3/2/2022).
Insipirasi bermusik Herda dan kawan-kawannya berasal dari band seperti SUM 41, Green Day, dan Blink-182. “Kenapa kami mengusung pop punk, karena saya dan teman-teman dulu sering mendengarkan ketiga band itu. Kami manggung pertama itu dulu secara kolektif pada 2010. Artinya, band-band yang mau main registrasi dulu dan bayar agar bisa main. Waktu itu sering manggung di Jogja Nasional Museum," ujar Herda.
Band yang kini digawangi Fafa atau Fandi Ahmad (drummer), Penot atau Burhan Irdawanto (gitaris), Candra Setia Budi (bassis), dan gitar plus vokal oleh Heroherda atau Herda Bar'is Seto dulu sempat mengikuti beberapa audisi. Walaupun, hasilnya nihil.
“Kami akhirnya memutuskan bikin single. Sampai akhirnya kami membuat mini album dan rilisnya di Purawisata, Jogja. Kami melibatkan 22 band dari Pulau Jawa. Gigs waktu itu kan sedang menjamur. Kami juga buka kesempatan bagi band luar untuk manggung di Jogja, gratis tanpa bayar. Jadinya antusiasme tinggi," ujar Herda.
Album pertama Karnamereka lahir dengan nama Let's Start Here dengan jumlah lagu sebanyak enam. Album kedua yakni Holahope dengan 22 lagu. Album terakhir bertajuk 73 dengan tujuh lagu.
"Let's Start Here muncul karena kami berangkat dari sini [Kulonprogo]. Album kedua ini yang penuh catatan, karena jumlah lagunya banyak akhirnya kami enggak fokus dan asal bikin lagu. Untuk album ketiga ini, sebagai penebus dosa album kedua. Kami hanya bikin tujuh lagu untuk album ketiga, makanya kami namakan 73," kata Herda.
BACA JUGA: Jogjarockarta is Back, Digelar 24-25 September 2022
Suka duka ditempuh para musikus muda tersebut. Bahkan, kata Herda, mereka harus meminjam kredit usaha rakyat (KUR) di Bank BRI. Kredit Rp 10 juta itu dipakai untuk rilis album perdana mereka.
“Kami waktu itu baru lulus SMA pada 2012 dan enggak punya uang karena belum pada kerja. Kami dapat informasi ada pinjaman bank tanpa jaminan. Akhirnya, kita memutuskan untuk minjam duit di bank. Duit itu buat bayar album pertama yang memakan biaya sekitar Rp2,4 juta untuk enam lagu. Per lagu dulu hanya Rp500.000. Sisanya untuk konsumsi band-band yang datang ke Purawisata saat rilis album pertama kami," kata Herda.
Album Baru
Herda menilai Kulonprogo banyak memiliki talenta musik. Sayangnya mereka enggan keluar dari zona nyaman. Akhirnya, banyak musisi yang hanya jalan di tempat. Penilaian Herda itu muncul karena dia juga didapuk sebagai aktor di balik Menoreh Music Festival.
“Band-band pop punk juga banyak kok di Kulonprogo. Mereka hanya butuh edukasi bagaimana mendapatkan cuan di dunia digitalisasi. Ini pandangan pribadi saya ya, banyak musisi yang terjebak hanya cover-cover lagu. Padahal menciptakan karya itu kan baik untuk ke depannya. Spotify juga jangan dianggap remeh, musisi Kulonprogo harus bisa memanfaatkan sejumlah platform yang tersedia,” kata Herda.
Rencananya Karnamereka bakal merilis album keempat pada Ramadan nanti. “Kebetulan, kami ada tawaran manggung di Jepang dari temenku yang mengelola TKI di Jepang. Nah, rencananya sekaligus rilis album keempat. Tapi, tergantung pandemi Covid-19 ini. Ternyata, banyak warga Jawa di Jepang yang suka dengan Karnamereka. Akhirnya, kami diundang untuk datang,” kata Herda.
BACA JUGA: Duo Senyawa Umumkan Jadwal Tur di Inggris dan Irlandia
Saat kebutuhan alat pelindung diri (APD) menipis di awal pandemi, para pemain musik itu ikut tergerak. “Kami juga menggandeng Guyon Waton. Saat itu terkumpul dana sekitar Rp24 juta,” kata Herda.
Beberapa waktu lalu musisi Bumi Menoreh menciptakan sebuah karya bersama untuk membangun semangat bersama melawan Covid-19.
Karya berupa sebuah lagu dan video berjudul Damai Kulon Progo ini diluncurkan melalui Youtube dengan akun Musisi Kulonprogo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Belasan Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan untuk Padamkan Kebakaran Pabrik Garmen di Ngaglik
Advertisement

Foo Fighters Konser di Jakarta, 2 Oktober 2025: Ini Harga dan Cara Beli Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo
- Perusahaan Ini Bikin Kostum Serigala yang Mirip Aslinya, Terjual Seharga Rp350 Juta
- Hanya Kover 10 Persen, Warganet Soroti Asuransi Indra Bekti
- Foo Fighters akan Comeback Meski Tanpa Sang Drummer
- Jadi Sorotan Warganet, Inilah Profil Aldila Jelita, Istri Indra Bekti
Advertisement