Advertisement

Dari Pluralitas Hingga Pergaulan Bebas, Kritik Sosial Hadir dalam Pentas Dagelan Mataram

Siti Halida Fitriati (ST 19)
Kamis, 20 Februari 2020 - 04:17 WIB
Nina Atmasari
Dari Pluralitas Hingga Pergaulan Bebas, Kritik Sosial Hadir dalam Pentas Dagelan Mataram Penampilan dagelan Mataram dalam lakon "Cinta yang Tertukar" dengan tema "Tertawa karena Cinta" di Consert Hall Taman Budaya Yogyakarta, Selasa (18/2/2020). - Harian Jogja/Siti Halida Fitriati

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA -- Dagelan Mataram hadir dalam lakon "Tertawa Karena Cinta". Lakon ini mementaskan dua drama teater. Drama pertama berjudul "Cinta yang Tertukar", diproduksi oleh grup Komedian dan Pelawak Jogja (Ko-Plak Jogja). Drama kedua berjudul "Ambyar" oleh Seneng Gojek Kawula Bantul (Sego Katul). Kedua drama ini syarat akan nilai-nilai sosial masyarakat saat ini.

Drama teater "Cinta yang Tertukar" mengisahkan pasangan beda umur yang tengah memadu cinta. Selama pementasan diselipkan nilai-nilai sosial tentang bagaimana seharusnya masyarakat dan siapapun menghargai perbedaan.

Advertisement

"Loh kan pluralisme," kata salah satu pemain yang berlaga sebagai penjual perabotan, mengenakan pakaian khas Tionghoa dengan logat China yang belepotan. Tidak hanya mengenakan pakaian khas negeri Tiongkok, ia juga tampil dengan khas Jawa dan Madura. Memang, nilai toleransi disisipkan dalam peran penjual perabotan.

Setelah pentas drama teater "Cinta yang Tertukar" usai. Drama kedua kembali menggemparkan panggung dalam lakon berjudul "Ambyar". Drama teater ini berkisah tentang orang tua yang sibuk bekerja, tidak memperhatikan anaknya sehingga terjebak dalam pusaran pergaulan bebas.

"Walaupun ini dagelan, tapi tetap pesan-pesan sosial ada, kritik pemerintah juga. Seperti pergaulan bebas, toleransi, terus hutang harus dibayar, seperti itu," kata Andhika, remaja usia 20 tahun yang tawanya tak pernah lekang selama pementasan berlangsung, di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, Selasa (18/2/2020).

Tak jauh berbeda dengan Andika, salah satu penonton asal Jakarta, Muhammad Dewantoro. Baginya, banyak nilai-nilai kehidupan yang disampaikan dalam pentas dagelan Mataram.

"Banyak sih nilai-nilai kehidupan kita saat ini, mulai dari pergaulan anak muda, cara mendidik anak yang baik, saling menghargai antara suami dan istri," ujar pria 21 tahun ini, akrab disapa Dewan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Giliran Jogja! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem

Hiburan
| Jum'at, 26 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement